Kami menerima Sumbangan Buku, baru maupun layak baca. Relawan kami siap menjemput. Hub. 021.9156.9156

MeceT dan Anak Sekolah



Pusing memikirkan kemacetan arus lalu lintas di ibukota berimbas pada anak-anak sekolah dijadikan kelinci percobaan. Pemprov DKI Jakarta sudah membuat ancang-ancang memajukan jam sekolah di wilayah itu. Dari biasanya masuk pukul 07.00 WIB dimajukan 30 menit sehingga anak-anak sekolah di Jakarta wajib memulai jam pelajarannya pada pukul 06.30 WIB.


Sudah barang tentu, ketentuan tersebut menimbulkan pro dan kontra. Bisa saja Pemprov DKI membuat ketentuan baru, namun belum tentu dapat mengatasi kemacetan di ibukota. Sebab, kemacetan di ibukota tidak hanya pada saat jam masuk sekolah atau saat pulang sekolah, tetapi sudah terjadi setiap saat baik pagi, siang, sore hingga pukul 21.00 WIB. Setelah itu baru kelihatan jalanan lengang hingga pukul 06.00 WIB.

Justru itu, perlu dikaji lebih mendalam oleh para pakar lalu lintas dengan melibatkan berbagai pihak terkait, apakah dengan memajukan jam sekolah di pagi hari dapat menyelesaikan masalah kemacetan di ibukota. Kalau tingkat efektifnya rendah lebih baik dibatalkan saja. Sebab, memajukan jam sekolah sama halnya mengorbankan anak-anak sekolah.

Sebab, mereka sudah harus berangkat ke sekolah pukul 05.30 WIB. Tidak punya waktu lagi untuk berbedah diri, berolahraga pagi, bahkan sarapan pagi pun bisa terganggu (tak sempat lagi), belum lagi dilihat dari aspek psikologi dan keamanan harus berangkat pagi.

Hemat kita, kebijakan memajukan jam masuk anak sekolah adalah putusan sepihak. Masalahnya kemacetan di ibukota sudah berlangsung lama dan berbagai upaya dilakukan tidak banyak mengatasi kemacetan, termasuk pengadaan busway dll.

Dan kalau tidaka ada upaya sungguh-sungguh, yang benar-benar luar biasa, maka kemacetan di ibukota dipastikan akan semakin parah, sehingga pada tahun 2015 nanti diperkirakan kemacetannya sangat luar biaa sehingga begitu ke luar rumah sudah macet.

Kita sependapat dengan pengamat kebijakan publik Agus Pambagyo yang mengatakan, solusi utama mengatasi kemacetan bukanlah memajukan jam sekolah tetapi memperbaiki moda transportasi massal Jakarta agar tercipta sebuah angkutan umum yang aman dan nyaman.

Jadi, yang harus dilakukan adalah membenahi dan menciptakan transportasi massal yang aman dan nyaman agar kalangan kelas menengah ke atas mau berpindah ke kendaraan umum. Saat ini, beragam jenis kendaraan umum yang terdapat di ibukota masih belum bisa memberikan hal tersebut termasuk kendaraan andalan Pemprov DKI, yaitu busway.

Sudah harga tiketnya mahal kenyamanannya pun tidak memadai sehingga masyarakat kelas menenagah ke atas lebih memilih menggunakan mobil pribadi, sedangkan pengguna sepedamotor semakin bertambah banyak.

Tak pelak lagi, pejabat Pemprov DKI harus mau belajar ke negara-negara lain yang sudah dapat mengelola arus lalulintasnya dengan baik sehingga kemacetannya tidak parah. Yang pasti, diperlukan sarana dan prasrana transportasi yang memadai, terutama mengembangkan kebijakan transportasi massal yang sifatnya komprehensif dan tidak berpegang kepada beragam kebijakan yang sifatnya sektoral seperti terus-menerus membangun jalan layang atau menggembok kendaraan yang parkir liar.

Kita pun melihat dampak negatif memajukan jam sekolah semakin pagi, di mana secara psikologi anak akan terganggu dengan memajukan jam belajar. Anak juga tidak akan bersemangat untuk bersekolah, karena terlalu pagi.

Sehingga bersekolah menjadi semacam keterpaksaan, sebagaimana dikatakan anggota KPAI Ir Satriyandaningrum di Jakarta. Bila kemacetan lalu lintas di Jakarta dikaitkan dengan padatnya arus kendaraan saat-saat jam masuk sekolah, itu lebih pada siswa-siswa yang rumahnya jauh dari sekolah.

Nah, ke depan harus ada ketentuan rayonisasi agar siswa memilih sekolah di sekitar tempat tinggalnya. Kalau sistem rayonisasi ini berjalan dengan baik, tanpa melihat kualitas sekolahnya, seperti unggulan atau tidak, maka tidak perlu terjadi kemacetan oleh anak-anak sekolah.

Oleh karena itu, keberadaan sekolah harus tersebar ke semua wilayah, dan kualitasnya dibuat merata sehingga warga pasti memilih sekolah yang tidak jauh dari rumah. Hemat biaya, waktu, dan tidak menimbulkan kemacetan.

1 komentar:

Keke Naima mengatakan...

setiap ada solusi u/ mengatasi macet jakarta kok sy gak pernah yg betul2 sreg. Kl mnrt sy knp sie gak masalah transportasi yang di benahin? Krn sy pikir kl transportasinya bagus, nyaman & teratur pasti akan byk org yg lbh memilih u/ naik kendaraan umum. Dan kl byk yg memilih kendaraan umum, otomatis pemakai kendaraan pribadi pun akan berkura pd akhirnya kemacetan akan berkurang.
Tadinya sy cukup menyambut pembuatan busway, tapi melihat bus way kok skrg byk problem & kurang terawat jd mikr juga knp ya kita kok br bs bikin tp merawatnya susah sekali.
Maap ya kalo komennya kepanjangan :)